22 Oktober 2025
Setiap bulan Oktober, Indonesia memperingati Bulan Inklusi Keuangan (BIK), sebuah gerakan nasional untuk mendorong masyarakat lebih melek finansial. Tujuannya sederhana: semua orang, dari pelajar sampai pelaku usaha, punya akses yang sama terhadap produk dan layanan keuangan formal.
Nah, kalau ngomongin produk keuangan, biasanya yang kepikiran duluan adalah tabungan atau investasi. Padahal, ada satu pilar penting yang sering di-skip, yaitu asuransi.
Kenapa Asuransi Penting?
Bayangin lagi jalan-jalan santai naik mobil, eh tiba-tiba kesenggol truk. Biaya bengkel bisa jutaan. Atau tiba-tiba harus opname di rumah sakit padahal lagi liburan, tabungan bisa langsung jebol.
Di sinilah asuransi main peran. Asuransi bekerja sebagai safety net. Premi yang kamu bayar tiap bulan bisa menyelamatkan cash flow ketika risiko datang. Jadi, bukan cuma nabung dan investasi yang penting, tapi juga proteksi.
Asuransi = Akses, Bukan Beban
Banyak orang masih mikir asuransi itu ribet atau cuma buat “orang kaya”. Padahal, kini produk asuransi makin beragam dan terjangkau. Mulai dari asuransi kendaraan, kesehatan, sampai perjalanan, semuanya dirancang agar masyarakat luas bisa terlindungi.
Dengan memiliki asuransi, kita bisa tetap melangkah maju tanpa rasa khawatir berlebihan. Karena tujuan akhir dari literasi keuangan bukan sekadar menabung atau investasi, tapi juga memastikan kita #BebasWorries menghadapi risiko dalam hidup sehari-hari.
Asuransi, Bagian Penting dari BIK
Jadi, kalau BIK mendorong kita untuk masuk ke sistem keuangan formal, asuransi adalah pintu proteksi supaya hidup finansial lebih aman dan sehat.
Dengan tabungan kita bisa merencanakan, dengan investasi kita bisa berkembang, dan dengan asuransi kita bisa tenang. Saat tiga pilar ini berjalan seimbang, keuangan pribadi akan lebih kokoh dan masa depan bisa dijalani dengan rasa percaya diri.
Inklusi keuangan itu bukan sekadar akses, tapi juga kesempatan untuk hidup lebih tenang, terencana, dan tentu saja #BebasWorries.
